Minggu, 21 April 2013

BENTUK MUKA BUMI (2)


TENAGA EKSOGEN
Tenaga pembentuk wajah Bumi yang hebat selain tenaga endogen adalah tenaga eksogen. Tenaga endogen berasal dari dalam Bumi, sebaliknya tenaga eksogen berasal dari luar Bumi. Tenaga endogen bersifat membangun, sementara itu tenaga eksogen bersifat merusak. Beberapa proses alam yang terjadi karena tenaga eksogen sebagai berikut.
1) Pelapukan
Pelapukan merupakan proses pengelupasan atau penghancuran kulit Bumi oleh tenaga eksogen. Tingkat pelapukan di setiap daerah berbeda-beda tergantung kondisi daerah tersebut. Misalnya, di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan, tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sementara itu di daerah subtropis tebal pelapukan hanya beberapa meter. Berdasarkan proses terjadinya, pelapukan dapat dibedakanmenjadi tiga jenis sebagai berikut:
a) Pelapukan Fisik
Pada proses ini batuan akan mengalami perubahan fisik, baik bentuk maupun ukurannya. Batuan yang besar menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus. Pelapukan ini disebut juga pelapukan mekanis karena proses berlangsungnya secara mekanik. Pelapukan fisis dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
(1) Perbedaan Temperatur yang Tinggi
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah beriklim kontinental atau gurun. Pada siang hari suhu di daerah gurun bisa mencapai 50°C. Suhu yang tinggi (panas) pada siang hari menyebabkan batuan mengembang. Sebaliknya, pada malam hari batuan menyusut karena suhu udara yang rendah (dingin). Suhu udara yang berubah-ubah bisa terus menerus akan mengakibatkan permukaan batuan pecah atau retak-retak. Pelapukan yang disebabkan oleh
perubahan suhu udara disebut eksfoliasi.
(2) Pembekuan Air di dalam Batuan
Pada saat hujan sebagian air akan masuk ke dalam batuan. Jika air tersebut membeku, volumenya akan bertambah sehingga menimbulkan tekanan terhadap batuan. Akibatnya, batuan rusak atau pecah-pecah.
(3) Berubahnya Air Garam Menjadi Kristal
Jika air tanah mengandung garam, pada siang hari air menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam sangat tajam dan mampu merusak batuan. Contohnya adalahpelapukan pada batuan karang di daerah pantai.
b) Pelapukan Organis/Biologis
Pelapukan organis/biologis disebabkan oleh kegiatan organisme, yaitu tumbuhan, binatang, dan manusia. Pelapukan organis/biologis dapat dibagi menjadi dua berdasarkan prosesnya, yaitu pelapukan biofisik dan biokimia. Kedua proses pelapukan itu dapat dijelaskan seperti di bawah ini.
c) Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi disebabkan oleh reaksi kimia. Air, oksigen, dan karbon dioksida adalah unsur utama penyebab pelapukan kimiawi. Air hujan mempunyai peran besar dalam melarutkan batuan. Ada beberapa jenis pelapukan kimia, yaitu oksidasi, pelarutan dan karbonasi, hidrasi, serta hidrolisis.
Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat dan jenis pelapukan adalah iklim, jenis batuan, kegiatan manusia, penutup vegetasi, dan relief. Faktor yang paling berpengaruh adalah iklim dan jenis batuan. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan kimiawi.
(1) Iklim
Unsur iklim yang mempengaruhi pelapukan batuan adalah curah hujan dan temperatur udara. Pelapukan kimia mudah terjadi pada kondisi udara yang hangat dan lembab seperti daerah tropis. Pelapukan kimiawi berlangsung lebih cepat di daerah dengan curah hujan dan temperatur rendah seperti daerah subtropis, subkutub, serta pegunungan.
(2) Komposisi Mineral dan Struktur Batuan
Pelapukan kimiawi dapat dibantu oleh pelarutan dan mineral batuan yang tidak stabil. Batuan yang mempunyai struktur lemah mudah mengalami retak-retak sehingga mempermudah pelapukan. Pada daerah tropik retakan batuan mudah dimasuki air hujan sehingga memudahkan reaksi kimia di dalamnya. Pada daerah dingin batuan yang mempunyai retakan memudahkan pelapukan oleh proses pembekuan air yang masuk ke dalamnya. Pelapukan kimiawi terjadi di bagian dalam batuan karena air mudah menyusup ke dalamnya melalui batuan. Sementara itu, pelapukan fisik terjadi pada permukaan batuan.
(3) Relief
Relief suatu daerah dapat memengaruhi proses pelapukan. Pada lereng curam tutupan vegetasi dan tanah cenderung berkurang karena erosi. Akibatnya, batuan yang muncul ke permukaan menjadi tidak terlindungi sehingga mudah mengalami pelapukan.
(4) Tutupan Vegetasi
Tutupan vegetasi juga berpengaruh pada proses pelapukan batuan. Di satu sisi tutupan vegetasi melindungi batuan dari pelapukan, tetapi di lain sisi, akar tanaman yang masuk celah-celah batuan menyebabkan pelapukan fisik. Tidak hanya itu, vegetasi yang mati dan membusuk menghasilkan bahan organik yang menyebabkan pelapukan kimia.
(5) Kegiatan Manusia
Kegiatan manusia seperti pertanian, pembangunan industri, pembuatan jalan dan perumahan, serta pembabatan hutan menyebabkan batuan muncul di permukaan tanah sehingga memudahkan pelapukan.
2) Erosi
Erosi merupakan proses pengikisan dan pengangkutan material tanah dan batuan oleh tenaga erosi. Tenaga erosi dapat berupa air, gelombang, angin, dan es (salju). Sama halnya dengan pelapukan, erosi juga bersifat merusak dan menurunkan permukaan Bumi. Gerakan dari tenaga erosi dapat menimbulkan gesekan terhadap tanah dan batuan yang dilaluinya. Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah tenaga erosi semakin besar.
Beberapa tenaga erosi sebagai berikut:
a) Tenaga Air
Air yang mengalir akan mengikis material batuan dan tanah yang dilaluinya. Semakin cepat aliran air, semakin besar pula tenaga pengikisnya. Gesekan antara material yang terangkut oleh air dengan tanah dan batuan di bawahnya juga dapat menyebabkan pengikisan. Material yang terangkut bertindak seperti penghalus (ampelas) yang menggores dan mengikis batuan. Pada lereng-lereng yang terjal dan vegetasi sedikit, kecepatan aliran sangat besar sehingga material yang terkikis dan terangkut semakin besar pula sehingga terbentuklah lembah-lembah yang dalam dan lebar.
Erosi oleh tenaga air di sungai dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal. Jika aliran air yang cepat terjadi di tepi sungai, akan terjadi pengikisan ke arah samping atau disebut erosi horizontal. Erosi horizontal menyebabkan sungai menjadi semakin lebar. Jika kecepatan aliran air terfokus pada dasar sungai, akan terjadi pengikisan secara vertikal di dasar sungai.
Erosi vertikal menyebabkan sungai menjadi semakin dalam dengan bentuk lembah seperti huruf V. Erosi vertikal dan horizontal dalam waktu sangat lama menghasilkan lembah yang sangat besar, seperti pada Sungai Colorado di Amerika Serikat.
b) Tenaga Gelombang
Gelombang laut merupakan tenaga penyebab erosi yang kuat. Erosi gelombang laut sering disebut dengan abrasi. Pasir dan batuan yang terbawa gelombang turut mengabrasi pantai.
Hasil abrasi ini menghasilkan pasir halus yang banyak terdapat di daerah pantai. Abrasi juga menghasilkan bentuk lahan berupa gua-gua, jembatan alam, dan tebing pantai yang curam.
c) Tenaga Angin
Erosi angin umumnya terjadi di daerah kering. Contohnya di daerah padang pasir. Angin yang kencang dapat membawa sejumlah besar pasir. Butir-butir yang terbawa angin dapat
menghaluskan dan mengikis permukaan batuan. Pasir berbutir kasar tidak dapat terbawa angin sampai jauh. Gumuk pasir merupakan salah satu contoh bentang alam karena proses ini.
3) Sedimentasi
Material batuan hasil erosi yang disebut sedimen terbawa aliran air atau tiupan angin. Akibat pelambatan aliran, sedimen ini akan mengendap di suatu tempat. Pengendapan ini berlangsung secara bertahap sehingga membentuk lapisan. Jika lapisan sedimen memadat akan membentuk batuan baru disebut batuan sedimen.
Selain itu, material hasil erosi yang berupa pasir, lumpur, dan tanah terangkut bersama-sama aliran sungai menuju laut. Setelah sampai di tempat pertemuan sungai dengan laut atau daerah muara, sedimen akan mengendap membentuk daratan baru yang disebut dengan delta. Bentuk kenampakan hasil pengendapan yang lain misalnya, kipas aluvial, gosong sungai, dan dataran aluvial.
c. Batuan
Batu bermanfaat bagi manusia. Rumah, gedung, dan jembatan dibangun menggunakan batu. Bahkan, batu juga berfungsi sebagai kosmetik. Bedak atau talk dibuat dari bubuk batuan. Batu yang mempunyai nilai tinggi banyak dicari orang. Contohnya batu permata merupakan batu mulia yang dimanfaatkan sebagai hiasan. Batu marmer dan granit digunakan sebagai lantai rumah mewah karena keindahan dan kekerasannya. Tempat asal dan jenis batu-batuan tersebut bermacam-macam.
Berikut ini akan dijelaskan tentang siklus batuan, jenis batuan, dan proses pembentukannya.
1) Jenis Batuan
Menurut pembentukannya, batuan dibedakan menjadi tiga jenis kelompok utama. Batuan tersebut adalah batuan beku (igneous), batuan endapan/sedimen (sedimentary), dan batuan
malihan (metamorphic). Semua batuan pada mulanya berasal dari magma. Magma yang keluar di permukaan Bumi akan membeku menjadi batuan beku.
Batuan beku akan hancur terurai akibat panas matahari, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan. Batuan yang hancur dan terurai tersebut terangkut oleh air, angin, atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan dan membentuk batuan sedimen.
Baik batuan beku maupun batuan sedimen dapat berubah bentuk dan komposisi mineral di dalamnya dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan.
Batuan yang berubah bentuk inilah yang disebut batuan malihan atau batuan metamorf.
2) Siklus Batuan
Suatu saat nanti jenis-jenis batuan yang ada sekarang ini akan berubah menjadi jenis batuan yang lain. Pecahan batuan beku yang hancur dapat berubah menjadi batuan sedimen. Selanjutnya, batuan beku dan batuan sedimen dapat berubah menjadi batuan malihan.
Batuan malihan mengalami pembakaran di dalam Bumi karena pengaruh tekanan dan panas Bumi. Batuan malihan yang terbakar kemudian mencair dan menjadi magma. Dari proses pembentukan batuan, kamu mengetahui bahwa magma yang mendingin dan mengeras membentuk batuan beku. Dengan demikian, batuan secara terus-menerus mengalami siklus yang berganti-ganti. Proses perubahan batuan yang berkelanjutan disebut dengan siklus batuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar