Minggu, 21 Juli 2013

CUACA DAN IKLIM



Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara di suatu tempat tertentu dan pada saat tertentu. Jadi cakupan wilayahnya sempit dan waktunya pendek. Unsur-unsur cuaca meliputi: (1) Penyinaran matahari (2) suhu udara, (3) tekanan udara, (4) angin, (5), kelembaban udara (6) awan, dan (7) curah hujan. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut Meteorologi,
a. Suhu Udara
Suhu udara di malam hari terasa dingin atau sejuk dan di siang hari terasa panas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa suhu udara merupakan derajat panas-dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara disebut termometer. Termometer yang biasa digunakan untuk mengukur suhu udara adalah termometer ruangan dan termometer minimum-maximum. Termometer yang dapat mencatat sendiri suhu udara disebut termograf. Hasil catatan termograf disebut termogram.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Suhu Udara
1). Lamanya Penyinaran Matahari
Semakin lama matahari menyinari bumi semakin tinggi suhu udara permukaan bumi.
2). Sudut Datang Sinar Matahari
Pada sore hari atau di pagi hari walaupun daerah kita Udara berawan suhu udara lebih ringan kena sinar matahari, suhu udara terasa lebih dingin atau sejuk bila dibandingkan tengah hari. Hal ini disebabkan sinar matahari datangnya condong atau miring terhadap tempat kita.
3)  Letak Lintang Suatu Wilayah Daerah yang terletak di dekat khatulistiwa suhu udaranya panas. Daerah yang berada di sekitar kutub suhu udaranya dingin, karena sedikit mendapatkan penyinaran matahari.
4) Ketinggian Tempat Seperti telah kamu ketahui bahwa makin tinggi suatu tempat suhu udara semakin dingin. Di daerah pegunungan yang tinggi udara sangat sejuk atau bahkan begitu dingin. Bila kita tidak memiliki termometer dan berada di puncak gunung, kita bisa mengetahui suhu udara di puncak gunung itu dengan menggunakan rumus gradien tempetarur vertical. Gradien Temperature Vertical (GTV) adalah penurunan suhu udara setiap naik 100 meter. Suhu udara akan turun sebesar 0,6°C setiap naik setinggi 100 m.
b. Tekanan Udara
Tekanan udara merupakan tekanan yang diberikan oleh udara pada setiap satuan luas bidang datar di permukaan bumi sampai ke atmosfer. Alat untuk mengukur tekanan udara dinamakan barometer. Satuan yang digunakan pada alat tersebut adalah milibar (mb) dan milimeter air raksa (mm Hg) atau skala atmosfer (atm). Perbandingan ketiga ukuran tersebut adalah 1 atm =760 mm Hg = 1.013 mb. Barometer yang dapat mencatat tekanan udara sendiri disebut barograf. Hasil catatanya disebut barogram. Daerah yang memiliki tekanan udara tinggi dinamakan daerah bertekanan maksimum (+), sedangkan daerah yang memiliki tekanan udara rendah disebut daerah bertekanan minimum (-). Udara akan bergerak dari daerah bertekanan maksimum menuju ke daerah bertekanan minimum. Udara yang bergerak dinamakan angin.
 c. Angin
Perhatikan gambar berikut ini.


                                         
     
Gambar : Proses terjadinya gerakan udara atau angin
Proses terjadinya angin. Matahari berada di atas daerah A sudut datangnya sinar tegak lurus. Akibatnya udara di daerah A panas dan bertekanan udara minimum. Daerah B lebih dingin, maka bertekanan maksimum. Oleh karena itu terjadilah gerakan udara (angin) dari daerah B menuju ke daerah A. Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer.
1.   Jenis-Jenis Angin Angin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu angin tetap dan angin lokal.
 (a) Angin tetap
Di dunia ada tiga jenis angin tetap, yaitu angin pasat, angin barat, dan angin timur. Angin tetap merupakan angin yang berembus terus- menerus sepanjang tahun dengan arah yang tetap. Angin tetap terdiri dari :
(1)  Angin pasat, yaitu angin yang bertiup dari daerah maksimum subtropika menuju ke daerah minimum ekuator.
(2) Angin barat bertiup di daerah lintang sedang. Angin barat berembus terus menerus sepanjang tahun dari arah barat ke arah timur.
(3) Angin timur, bertiup di daerah kutub. Angin timur berembus terus menerus sepanjang tahun dari arah timur. Perhatikan lokasi ketiga angin tersebut pada gambar berikut ini.
 (b)  Angin Muson
Angin muson adalah angin yang bertiup setiap setengah tahun sekali berganti arah yang berlawanan. Gerakan angin ini dipengaruhi oleh peredaran matahari tahunan. Di Indonesia angin muson bertiup dari benua Asia menuju benua Australia dan sebaliknya. Pada saat matahari berada di belahan bumi utara (bulan April – Oktober) maka belahan bumi utara bertekanan udara minimum dan belahan bumi selatan bertekanan maksimum. Maka bertiuplah angin muson timur dari benua Australia ke Asia. Pada saat bertiup angin muson timur (tenggara) di Indonesia mengalami musim kemarau. Begitu sebaliknya pada bulan Oktober – April bertiup angin muson barat (barat laut), di Indonesia terjadi musim penghujan.
(c)   Angin periodik
Angin periodik merupakan angin yang secara periodik terjadi perubahan arah antara siang dan malam.
Contoh angin periodik antara lain:
(1) Angin darat dan angin laut
Angin laut terjadi pada siang hari. Angin ini berembus dari laut menuju ke darat. Sebaliknya angin darat terjadi pada malam hari, dan berembus dari darat menuju ke laut.
(2) Angin Gunung dan Angin Lembah Angin gunung merupakan jenis angin lokal yang berembus dari puncak gunung menuju lembah, dan sebaliknya angin lembah bertiup dari lembah ke gunung.
 (d) Angin Jatuh Angin jatuh disebut juga angin fohn, yaitu angin kering yang bergerak menuruni lereng pegunungan. Ketika mendaki gunung angin ini membawa uap air. Karena mengalami proses kondensasi uap air itu akhirnya jatuh sebagai hujan. Setelah melewati puncak gunung angin yang sudah tidak membawa uap air itu menuruni lereng. Oleh karena itu angin tersebut bersifat kering dan lebih panas dari daerah yang didatangi. Contoh angin ini adalah angin Bahorok. Angin Bahorok merupakan jenis angin jatuh yang sifatnya kering dan panas. Angin bohorok sering merusak tanaman tembakau di daerah Deli (Sumatera Utara). Jenis angin semacam ini adalah angin Wambraw di Biak (Irian Jaya), angin Kumbang di Cirebon (Jawa Barat), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan angin Brubu di Makasar (Sulawesi).
C.    Kelembaban Udara dan Curah Hujan
1.  Kelembaban Udara Udara dikatakan lembab bila udara itu mengandung banyak yang air. Untuk mengetahui kelembaban udara digunakan alat yang disebut higrometer. Higrometer yang dapat mencatat sendiri disebut higrograf. Kecuali higrometer alat lain yang dapat digunakan untuk mengukur kelembaban udara adalah psikrometer.
2.  Awan Awan yang sering kalian lihat berasal dari uap air. Jika udara yang telah jenuh dengan uap air mengalami pendinginan atau mendapat tambahan uap air, maka akan terjadi proses kondensasi, yaitu uap air berubah menjadi titik-titik air. Titik- titik air yang melayang-layang di udara disebut awan. Awan yang dekat dengan permukaan bumi disebut kabut.
Jenis-jenis awan
a) Menurut bentuk atau morfologinya awan dibedakan sebagai berikut.
Awan cumulonimbus seringkali menimbulkan hujan deras disertai angin ribut, kilat dan halilintar (hujan disertai badai), dan hujan es. Oleh karena itu kalian perlu waspada Awan Comu-konimbus (Cb) ketika tampak awan cumulonimbus menuju wilayah permukimanmu.
b) Menurut material penyusunnya Menurut material penyusunnya, ada tiga jenis awan, yaitu:
1) awan yang seluruh materialnya berupa zat cair
2) awan yang seluruh materialnya berupa zat padat (kristal-kristal es)
3) awan yang materialnya berupa zat cair dan zat padat (awan campuran.
3.  Hujan Titik-titik air dalam awan makin lama makin besar dan berat, akhirnya akan jatuh ke bumi. Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari awan ke permukaan bumi dinamakan hujan. Dengan demikian untuk terjadi hujan dimulai dari penguapan di laut, kemudian uap air itu berubah menjadi awan, kemudian titik- titik air dalam awan tersebut jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Air hujan di muka bumi kemudian mengalir lagi ke laut, dan menguap lagi, demikian seterusnya. Proses semacam ini disebut siklus hidrologi.
a. Jenis-Jenis Hujan
Berdasarkan proses terjadinya dibedakan tiga jenis hujan, yaitu hujan zenithal, hujan orografis, dan hujan frontal.
1) Hujan Zenithal
Hujan zenithal atau hujan konveksi terjadi karena udara yang mengandung uap air naik secara vertikal. Udara yang naik secara vertikal ini kemudian mengalami penurunan suhu, sehingga uap air yang dikandungnya berubah menjadi titik-titik air (kondensasi), dan akhirnya titik-titik air itu jatuh ke bumi menjadi hujan.
2) Hujan Orografis
Hujan orografis terjadi karena massa udara yang mengandung uap air dipaksa mendaki lereng pegunungan, sehingga disebut juga hujan naik pegunungan.
3) Hujan Frontal
Hujan frontal terjadi di daerah pertemuan antara massa udara panas dan massa udara dingin. Massa udara panas akan naik di atas massa udara dingin sepanjang bidang miring (daerah front), karena massa jenisnya lebih kecil dari pada massa udara dingin. Hujan front banyak terjadi di daerah lintang sedang.
4) Hujan siklonal
Hujan siklonal terjadi karena pengaruh angin siklon. Angin siklon adalah angin yang berputar menuju ke titik pusat. Sedangkan angin yang berputar keluar dari titik pusat disebut angin anti siklon. Lihat gambar berikut. Hujan yang terjadi karena pengaruh angin yang berputar (siklon) yang sangat berbahaya, karena sering menimbulkan bencana yang berupa tornado dan siklon tropis “Hurricane”. Kedua badai itu sering melanda Amerika Serikat (USA).


Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata, meliputi daerah yang luas dan waktunya lama (30 tahun). Ilmu yang mempelajari iklim disebut Klimatologi. Unsur-unsur iklim antara lain meliputi letak garis lintang, letak tinggi tempat, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, pengaruh arus laut, pengaruh topografi dan vegetasi. Iklim berdasarkan letak garis lintang disebut juga iklim matahari.
1. Iklim Matahari
Iklim matahari disebut juga iklim garis lintang, karena didasarkan atas letak lintang suatu wilayah di permukaan bumi. Iklim ini dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a. Iklim tropis, terletak antara 23½º LU – 23½º LS. Cirinya suhu udara selalu tinggi dan curah hujan juga tinggi.
b. Iklim sub tropis, terletak antara 23½º – 40º baik di belahan bumi utara maupun belahan bumi selatan. Cirinya tekanan udara selalu tinggi dan kering. Oleh sebab itu pada wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir dan savana.
c. Iklim sedang, terletak antara 40º – 66½º baik di belahan bumi utara mapun belahan bumi selatan. Cirinya daerah ini memiliki empat musim, yaitu musim panas, gugur, dingin, dan semi.
d. Iklim dingin atau kutub, terletak antara 66½º – 90º, baik di belahan bumi utara maupun belahan bumi selatan. Cirinya suhu udara sangat dingin. Berdasarkan klasifi kasi ini Indonesia termasuk beriklim tropis, karena seluruh wilayah Indonesia berada di antara garis balik utara (23½º LU) dan garis balik selatan (23½º LS). Ingatkah kalian bahwa Indonesia berada 6º LU s/d 11º LS.
 2. Iklim Yunghuhn
Yunghuhn membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat dan tanaman budidaya yang dapat tumbuh di daerah tersebut. Kita tahu bahwa semakin tinggi tempat maka suhu makin dingin. Oleh sebab itu tanaman budidaya yang dapat tumbuh akan berbeda-beda. Berikut pembagian iklim menurut Yunghuhn. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar