1. Agama dan Kebudayaan Hindu di India
India sebagai
anak benua di Asia memiliki peradaban yang sangat tua. Semula India dihuni oleh
bangsa Dravida. Dalam perkembangan selanjutnya hadir di India penduduk yang
berasal dari Asia Tengah yang kemudian dikenal bangsa Arya sekitar tahun 1500
SM. memasuki lembah sungai Indus di India. Bangsa Arya berhasil mendesak bangsa
Dravida, serta membawa perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat
di India. Bangsa Arya memasuki lembah Indus secara bergelombang, bergerak dan
menyebar ke arah tenggara dan memasuki daerah lembah sungai Gangga dan Yamuna.
Di Punjab, (daerah lembah sungai Indus) Bangsa Arya dapat mempertahankan
kemurnian keturunannya. Sedangkan yang berada di lembah Gangga dan Yamuna
berintegrasi dengan bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli. Terjadilah
percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan Dravida. Proses integrasi
antara dengan penduduk asli di India termasuk juga antara agama atau
kepercayaannya bercampur pula. Akhirnya lahirlah agama dan kebudayaan Hindu.
Jadi dapat dijelaskan bahwa agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran)
antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida. Bangsa Arya
yang berasal dari Asia Tengah pada tahun 1500 SM, sudah memasuki lembah sungai
Indus di India. Bangsa Arya berhasil mendesak bangsa Dravida, serta membawa
perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat di India. Bangsa
Arya memasuki lembah Indus secara bergelombang, bergerak dan menyebar ke arah
tenggara dan memasuki daerah lembah sungai Gangga dan Yamuna. Sumber ajaran
agama Hindu terdapat pada kitab suci Weda, Brahmana dan Upanisad. Kitab Weda
ini dituliskan dalam empat bagian, yaitu :
a. Reg-Weda,
berisi puji-pujian terhadap dewa.
b. Sama-Weda,
berisi nyanyian-nyanyian suci yang slokanya diambil dari Reg Weda
c. Yayur-Weda,
berisi penjelasan tentang sloka-sloka yang diambil dari Reg-Weda.
d. Atharwa-Weda,
berisi doa-doa untuk pengobatan (mantra- mantra)
Dewa-dewa utama
yang dipuja dalam agama Hindu adalah Trimurti (kesatuan dari tiga dewa) . Tiga
berbadan satu atau satu berbadan tiga yaitu:
a. Dewa Brahma,
tugas menciptakan alam semesta
b. Dewa Wisnu,
dewa pemeliharaan alam semesta
c. Dewa Syiwa,
dewa yang menguasai kematian atau pelebur.
Pemujaan
terhadap Trimurti, dalam perkembangannya bobotnya berbeda beda. Pada masyarakat
yang lebih menekankan pemujaan pada dewa Brahma disebut menganut aliran
Brahmanisme, menekankan pemujaan pada dewa Wisnu disebut Vaisnawa, sedang yang
memuja Syiwa disebut aliran Syiwaisme.
Agama Hindu
mengajarkan bahwa dalam kehidupan di dunia, manusia dalam keadaan samsara
(punarbawa) sebagai akibat dari perbuatan pada masa sebelumnya (karma). Manusia
yang meninggal akan ber-reinkarnasi (lahir kembali), sehingga mempunyai
kesempatan untuk memperbaiki hidup. Setelah mencapai moksa (lepas dari
samsara dan masuk nirwana/surga) manusia tidak mengalami reinkarnasi.
Corak kehidupan
masyarakat Hindu dibedakan atas empat kasta atau kelas yaitu dari kasta yang
paling tinggi sampai kasta yang rendah, sebagai berikut :
a. Kasta
Brahmana : terdiri atas para pemimpin agama atau pendeta
b. Kasta
Ksatria : terdiri atas para bangsawan, raja dan keturunannya serta prajurit
pemerintahan.
c. Kasta
Waisya : terdiri atas para pengusaha dan pedagang.
d. Kasta
Sudra : terdiri atas para petani, pekerja kasar.
Masih terdapat
kelompok yang paling rendah, yakni Paria yang terdiri atas orang-orang
gelandangan, yang bertugas memukul
“bedug” di kuil (bedug yang terbuat dari kulit lembu sehingga mereka
dianggap sebagai kelompok yang hina atau orang yang haram untuk disentuh).
2.
Agama Budha di India.
Selain Agama
Hindu, di India juga lahir agama Budha. Kelahiran agama Budha ini merupakan
reaksi terhadap agama Hindu dengan adanya ritual melalui kurban. Dengan adanya
kurban itu berarti terjadi pembunuhan terhadap binatang yang dijadikan upacara.
Kelompok masyarakat yang dipelopori oleh Sidharta tidak setuju dengan kurban
itu. Mereka justru menentang adanya kurban dengan sebutan ahimsa (dilarang
membunuh)
Munculnya agama
Budha di India, dipelopori oleh Sidharta Gautama. Yang lahir pada tahun 563 SM,
beliau putra dari Raja Sudodana dari kerajaan Kosala di Kapilawastu. Mereka
berasal dari suku Suku Sakya, termasuk kasta Ksatria. Ibunya bernama Maya.
Sidharta diramal oleh seorang Brahmana, bahwa kelak akan menjadi pendeta besar
dan termasyhur. Ramalan ini membuat cemas keluarga istana, sebab ayahnya
berharap agar Sidharta kelak menjadi raja.
Sidharta sejak
kecil dididik dalam kemewahan istana, tidak diperbolehkan melihat hal-hal yang
tidak menyenangkan. Pada suatu hari tanpa sepengetahuan keluarga istana,
Sidharta berjalan-jalan keluar istana dan melihat kenyataan hidup manusia.
Anak-anak sakit, orang tua yang sakit dan meninggal dunia. Hal ini menjadikan
kecemasan Sidharta, apakah semua orang mengalami seperti ini? Jadi hidup adalah
penderitaan.
Sidharta
bertekad untuk menjadi pertapa agar menemukan jawaban dari segala sesuatunya.
Pergi meninggalkan istana untuk mencari kebahagiaan batinnya, menuju ke tengah
hutan di Bodh Gaya. Ia bertapa di bawah pohon dan mendapatkan bodhi, yaitu
semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Pohon itu dikenal sebagai
pohon Bodhi. Sejak peristiwa pada tahun 531 SM itu, dalam usianya 35 tahun
Sidharta Gautama dikenal sebagai Sang Budha (artinya yang disinari).
Dalam ajaran
Budha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi), hidup adalah samsara.
Samsara disebabkan karena adanya hasrat atau nafsu akan kehidupan. Penderitaan
dapat dihentikan dengan cara menindas nafsu melalui delapan jalan (astavidha)
yaitu :
a.
Mempunyai pemandangan (ajaran) yang benar.
b. Mempunyai
niat atau sikap yang benar.
c. Berbicara
yang benar.
d. Berbuat atau
bertingkah laku yang benar.
e. Mempunyai
penghidupan yang benar.
f. Berusaha yang
benar.
g. Memperhatikan
hal-hal yang benar dan
h. Bersemedi
yang benar.
Kitab suci agama
Budha disebut Tripitaka (tiga keranjang), yang terdiri atas : Winayapitaka,
Sutrantapitaka dan Abdidarmapitaka. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
Pali. Agama Budha mencapai puncak kejayaannya pada jaman kekuasaan Raja Ashoka
(273 –232 SM), di mana agama Budha ditetapkan sebagai agama resmi negara. Dalam
perkembangannya agama Budha pecah menjadi dua aliran, yaitu :
1. Budha
Mahayana (kendaraan besar), artinya jika seorang telah dapat mencapai nirwana,
hendaklah memikirkan orang lain yang masih dalam kegelapan (bersifat terbuka).
2. Budha
Therawadha atau Budha Hinayana (kendaraan kecil), artinya yang penting
bagaimana setiap individu dapat mencapai nirwana bagi diri sendiri (bersifat
tertutup).
Para pengikut
Budha juga memiliki tempat-tempat yang mereka sucikan. Tempat-tempat itu
berkaitan dengan sejarah kelahiran dan perkembangan agama Budha. Tempat-tempat
suci agama Budha sebagai berikut :
a. Taman Lumbini
di Kapilawastu, tempat kelahiran Sang Budha. Sang Budha Lahir pada tahun 563
SM.
b. Bodh-Gaya,
tempat Sang Budha mendapat penerangan, kesadaran tinggi atau bodhi.
c. Sarnath di
dekat -Benares, tempat Sang Budha pertama kali memberikan kotbah ajarannya.
d. Kusinagara,
tempat Sang Budha wafat pada tahun 482 SM.
Umat Budha
merayakan Hari Raya Triwaisak, yang merupakan peringatan kelahiran, menerima
Budhi dan wafatnya Sang Budha, pada waktu yang bersamaan dengan saat bulan
purnama pada bulan Mei.
$umber : Buku IPS, BSE kelas 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar